ANALISIS
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI GUNA MENETAPKAN HARGA JUAL DENGAN METODE FULL
COSTING PADA PERUSAHAAN FURNITURE SANTOSO
Welthi
Sugiarti
Jurnal
Akuntansi , Fakultas Ekonomi
Universitas
Gunadarma
2011
ABSTRAKSI
Harga
pokok produksi atau bisa disebut biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan barang melalui suatu proses produksi yang biasanya terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Jadi dengan adanya perhitungan harga pokok produksi yang tepat maka akan
membantu manajemen dalam berbagai hal antara lain : penetapan harga jual,
penetapan laba yang diharapkan menentukan efisiensi atau tidaknya suatu
perusahaan dalam melakukan kegiatan operasi produksi sebagai perencanaan dan
pengambilan keputusan.
Dari
penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa perhitungan
biaya pokok produksi dan penentuan harga jual baik menurut perusahaan maupun
menurut teori Akuntansi biaya masih terdapat selisih. Hasil perhitungan yang
dilakukan menurut hasil perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan perhitungan
menurut harga jual dengan metode cost-plus pricing berdasarkan pendekatan full
costing. Oleh sebab itu sebaiknya perusahaan dalam menentukan biaya pokok
produksi dan harga jual sebaiknya menggunakan metode full costing agar dalam
perhitungan biaya produksi dan harga jual lebih tepat.
Daftar Pustaka (
1987 – 20011 )
PENDAHULUAN
Keadaan perekonomian saat ini yang masih
mengalami dampak dari adanya krisis ekonomi, menuntut berbagai sektor perekonomian
untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya terutama di sektor
industri yang merupakan sektor penting dalam perekonomian nasional guna
mendukung sektor-sektor lainnya, dan harus dapat mengoptimalkan kegiatan
usahanya untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan. Secara umum
tujuan setiap perusahaan, baik itu yang bergerak dibidang jasa, perdagangan,
ataupun yang bergerak disektor industri adalah mengoptimalkan laba yang
diharapkan dan meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan.
Akuntansi biaya dapat membantu manajemen
untuk melaksanakan tugasnya yaitu menentukan harga pokok produksi yang
merupakan salah satu informasi yang penting, salah satunya dalam menetapkan
harga jual. Perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan benar, dapat
membantu dalam mengambil keputusan mengenai harga jual, tentunya harga jual
yang ditetapkan harus melebihi biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan
sehingga dapat diketahui dengan pasti laba yang diperoleh perusahaan dan laba
tersebut sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Perhitungan harga pokok produksi yang
tidak tepat akan berpengaruh pada keputusan yang telah ditetapkan oleh
manajemen mengenai harga jual produk. Pengaruh ini akan sangat besar artinya
bagi keseluruhan aktivitas perusahaan. Penetapan harga pokok produksi yang
terlalu tinggi dapat mengakibatkan harga jual yang terlalu tinggi, sehingga
tidak bisa bersaing dan sebaliknya bila penetapan harga pokok produksi terlalu
rendah maka akan mengakibatkan kemungkinan kerugian bagi perusahaan.
Oleh karena itu diperlukan ketelitian di
dalam membebankan seluruh biaya produksi kepada masing-masing produk, sehingga
masalah pokok dalam akuntansi biaya adalah menentukan proporsi total biaya produksi yang harus dibebankan
kepada setiap jenis produk, sejak bahan baku diolah sampai saat produk-produk
tersebut dapat dipisahkan. Sebelum dibebankan kepada masing-masing produk,
biaya produksi yang dikeluarkan harus dihitung sesuai dengan perhitungan biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang
berhubungan dengan proses produksi sebagai dasar perhitungan harga pokok. Harga
pokok produksi yang tepat dan pengalokasian biaya yang benar akan membantu
manajemen dalam mengetahui besarnya kontribusi laba yang lebih akurat untuk
setiap jenis produk.
Berdasarkan hal diatas, maka penulis merasa
tertarik untuk membahas dan mengemukakannya dalam bentuk penulisan ilmiah
dengan judul “ANALISIS PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUKSI GUNA MENETAPKAN HARGA JUAL DENGAN METODE FULL COSTING PADA
PERUSAHAAN FURNITURE SANTOSO”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas penulis merumuskan :
a. Bagaimana
menganalisa perhitungan harga pokok produksi guna menghitung harga jual dengan
menggunakan metode full costing ?
b.
Apakah
hasil dari analisa perhitungan harga pokok produksi guna menetapkan harga jual
?
Batasan Masalah
Dalam
penulisan ilmiah ini, penulis membatasi masalah hanya pada penentuan harga
pokok produksi perusahaan furniture Santoso bulan April 2011 untuk produk
kitchen set terdiri dari :
·
Perhitungan
harga jual
·
Pengelompokan
biaya produksi (BBB,BTKL,BOP)
·
Metode
yang digunakan metode Full Costing dan Cost-Plus Pricing
Tujuan
Penelitian
Penulis
membuat penulisan ilmiah ini dengan tujuan sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui analisa perhitungan harga pokok produksi guna menetapkan harga jual
dengan menggunakan metode full costing.
2.
Untuk
mengetahui hasil analisa perhitungan harga pokok produksi guna menetapkan harga
jual.
Manfaat
Penelitian
Dengan
dilakukannya penelitian ini, maka diharapkan akan diperoleh manfaat bagi
penulis sendiri, bagi perusahaan yang bersangkutan serta bagi para pihak
pembaca. Adapun manfaat dari Penelitian Ilmiah ini adalah :
1.
Bagi
Akademis
Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan dan
mempraktekkan teori secara nyata khususnya untuk mengetahui secara pasti
bagaimana menetapkan harga pokok produk dalam
kaitannya dengan penetapan harga jual produk. Dan diharapkan dapat
bermanfaat untuk melakukan penelitian lebih mendalam, sebagai bahan referensi
dan sebagai penambah wawasan bagi para pembaca pada khususnya.
2.
Bagi
Praktis
Hasil penelitian
ini berguna sebagai masukan berupa informasi dalam menetapkan harga pokok
produknya yang diharapkan akan memudahkan dalam mengendalikan biaya produksi
dan menetapkan harga jual di masa yang akan datang.
LANDASAN TEORI
Metode
Penentuan Biaya Produksi
Metode penentuan harga produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur
biaya ke dalam harga produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam
harga produksi, terdapat dua pendekatan yaitu:
a.
Full Costing
Full Costing (conventional atau absorption costing)
adalah metode penentuan harga produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok produksi menurut metode
full costing terdiri dari :
Harga pokok
produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga
pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya
nonproduksi (biaya pemasaran, serta biaya administrasi dan umum)
b.
Variabel Costing
Variabel
costing (direct costing) adalah
penentuan harga produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
berperilaku variabel ke dalam harga produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik varibel. Dengan demikian harga pokok
produksi menurut metode variabel costing terdiri dari :
Harga pokok produksi yang dihitung
dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya
bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan
biaya nonproduksi (biaya pemasaran variabel, biaya administrasi dan umum
variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap,
serta biaya administrasi dan umum tetap)
Metode Penentuan Harga Jual
Harga jual adalah nilai tukar suatu
barang atau jasa, yaitu jumlah uang yang pembeli sanggup membayar kepada
penjual untuk suatu barang tertentu. Selain itu harga jual adalah jumlah uang
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya sedangkan harga jual dalam pengertian lain adalah satuan moneter
atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa yang akan
berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Metode penentuan harga jual ada 4 yaitu :
Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing)
a.
Cost-Plus Pricing
Metode
penentuan harga jual normal sering kali disebut dengan istilah cost-plus pricing yaitu penentuan harga jual dengan cara
menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang
untuk memproduksi dan memasarkan produk, karena harga jual ditentukan dengan
menambah biaya masa yang akan datang dengan suatu persentase markup yang
dihitung dengan formula tertentu. Harga jual produk atau jasa dalam keadaan
normal ditentukan dengan formula sebagai berikut :
|
Dengan
demikian ada dua unsur yang diperhitungkan dalam penentuan harga jual ini yaitu
taksiran biaya penuh dan laba yang diharapkan. Taksiran biaya penuh dapat
dihitung dengan dua pendekatan yaitu full costing
dan variable costing.
Untuk
memperkirakan berapa laba wajar yang diharapkan, yang perlu dipertimbangkan
dalam penentuan harga jual adalah : Cost of capital, Risiko bisnis dan besarnya capital employed.
b.
Perhitungan Harga Jual per Unit
Jika
biaya dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, baik dalam pendekatan full costing maupun variabel costing, biaya penuh masa yang akan datang dibagi menjadi dua :
biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk dan biaya penuh yang
tidak dipengaruhi oleh volume produk. Dalam penentuan harga jual, taksiran
biaya penuh yang secara langsung berhubungan dengan volume produk dipakai
sebagai dasar penentuan harga jual, sedangkan taksiran biaya penuh yang
tidak dipengaruhi oleh volume produk ditambahkan kepada laba yang
diharapkan untuk kepentingan perhitungan persentase markup.
Rumus
perhitungan harga jual atas dasar biaya secara umum dapat dinyatakan sebagai
berikut :
|
Persentase mark up ini dihitung dengan rumus:
|
Konsep biaya yang berhubungan
langsung dengan volume menurut metode full costing adalah biaya produksi dan yang tidak berhubungan langsung adalah biaya
biaya non produksi. Sedangkan dalam pendekatan variabel costing, biaya penuh yang
dipengaruhi secara langsung oleh volume produk terdiri dari biaya variabel
sedangkan yang tidak dipengaruhi secara langsung adalah biaya biaya
tetap.
c. Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan (Time
and Material Pricing)
Penentuan
harga jual ini ditentukan sebesar biaya penuh ditambah dengan laba yang
diharapkan. Metode penentuan harga jual ini biasanya digunakan pada perusahaan
jasa atau perusahaan yang menjual jasa reparasi suku cadang sebagai pelengkap
penjualan jasa. Volume jasa dihitung berdasarkan waktu yang diperlukan untuk
melayani konsumen,sehingga perlu dihitung harga jual per satuan waktu yang
dinikmati oleh konsumen.
Penentuan Harga Jual dalam
cost-type contract
Cost-type contract adalah kontrak
pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau
jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan
oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu
dari total biaya sesungguhnya
Gross Margin Pricing
Metode penentuan harga jual dengan proses margin pricing pada umumnya tepat digunakan oleh perusahaan
perdagangan dimana jenis perusahaan ini tidak membuat sendiri produk yang
dijual sehingga tidak banyak aktiva tetap digunakan. Caranya dengan
menentukan persentase tertentu diatas harga (Cost) produk yang dibeli,
persentase ini disebut
mark up.
Persentase ini meliputi dua komponen yaitu bagian untuk menutup biaya
operasi dan bagian yang merupakan laba yang diinginkan.Berbagai macam faktor
yang mempengaruhi besarnya mark up,diantaranya adalah:
1) Musiman tidaknya produksi
2) Tinggi rendahnya biaya operasi
3) Besar kecilnya aktiva (modal) yang digunakan
4) Tajam tidaknya persaingan
Penentuan Harga Jual Berdasarkan Laba yang
ditargetkan
Dalam penentuan harga jual, manajemen dapat
menggunakan laba yang ditargetkan sebagai pedoman untuk penentuan harga jual.
Laba yang ditargetkan dapat dalam bentuk jumlah rupiah laba, atau persentase
tertentu dari aktiva yang ditanamkan. Pada pendekatan ini, harga jual
ditentukan sebesar biaya total ditambah laba yamg ditargetkan dan jumlah
tersebut selanjutnya dibagi dengan unit produk atau jasa yang dianggarkan
METODELOGI
PENELITIAN
Objek Penelitian
1.
Struktrur
Organisasi
2.
Peran
dalam Organisasi
3.
Proses
Produksi
Data Penelitian
Dalam
penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan data-data dari perusahaan berupa
data-data proses produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead
pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Adapun data-data dari laporan
penjualan, pembelian serta persedian.
Metode
Pengumpulan Data
Metode
yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data adalah
a.
Studi Lapangan
Mengumpulkan data-data dengan
mengadakan komunikasi langsung dengan pihak yang terkait dengan topik yang
dibahas.
b.
Studi Kepustakaan
Metode pengumpulan data yang diperoleh
dari membaca, meneliti dan mempelajari bahan-bahan yang berhubungan dengan
topik ini dari sumber-sumber kepustakaan.
Alat
Analisis Yang Digunakan
·
Full Costing
Harga pokok produksi menurut metode Full Costing terdiri dari
unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya
bahan baku xxxxx
Biaya
tenaga kerja langsung xxxxx
Biaya
overhead pabrik variabel xxxxx
Biaya
overhead pabrik tetap xxxxx
+
Harga
pokok produksi xxxxx
PEMBAHASAN
Setelah diadakan perhitungan dalam penentuan
harga jual, terdapat perbedaan antara penentuan harga jual antara perusahaan
dengan penulis. Ini dapat dilihat bahwa baik harga pokok, biaya penuh, harga
jual dan laba yang dibebankan dapat lebih besar jika digunakan perhitungan
harga jual menurut penulis meskipun perusahaan tetap berkeinginan dengan
menggunakan kebijakan tiap pesanan dengan laba 60%.
Dilihat dari hasil perhitungan analisis,
harga pokok pesanan baik menurut perusahaan maupun menurut penulis terdapat
selisih sebesar Rp. 400.000. selisih ini terjadi karena perusahaan tidak
memasukkan unsur biaya overhead pabrik seperti biaya pengiriman serta tidak
memasukkan unsur-unsur biaya non produksi seperti biaya pemasaran.
Hasil perhitungan harga jual menurut
perusahaan dengan hasil perhitungan menurut penulis juga terdapat selisih
sebesar Rp. 740.000 dikarenakan perusahaan hanya menghitung biaya produksi
seperti biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead yang terjadi selama proses
produksi dan perusahaan tidak memperhitungkan unsur-unsur biaya non produksi
seperti biaya pemasaran.
Hasil perhitungan laba baik menurut
perusahaan maupun menurut penulis terdapat selisih 2% sehingga dengan adanya
kenaikan persentase tersebut pihak konsumen akan dibebankan harga jual sebesar
Rp. 740.000 lebih besar dari sebelumnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan
analisis yang penulis telah lakukan dalam penentuan harga jual pada perusahaan
furniture Santoso maka penulis dapat memberikan kesimpulan, yaitu :
·
Bahwa
analisa perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing
guna menetapkan harga jual menghasilkan selisih dikarenakan perusahaan tidak
memasukkan biaya overhead pabrik seperti biaya pengiriman dan tidak memasukkan
biaya pemesanan. Sehingga perhitungan harga jual perusahaan Santoso lebih
rendah dari perhitungan metode cost-plus pricing melalui pendekatan full
costing.
·
Hasil
analisa perhitungan harga pokok produksi guna menetapkan harga jual
menghasilkan selisih 2% dengan adanya kenaikan persentase tersebut pihak
konsumen akan dikenakan beban harga jual sebesar Rp.740.000,- lebih besar
daripada sebelumnya.
Saran
1.
Sebaiknya perusahaan lebih mengklasifikasikan biaya-biaya secara teliti dan
cermat sesuai konsep akuntansi biaya seperti yang penulis lakukan, terutama
pada biaya non produksi. Karena hal ini sangat berpengaruh terhadap penetapan
harga jual.
2.
Dalam menentukan kebutuhan pesanan sebaiknya perusahaan menggunakan perhitungan
menurut metode cost-plus pricing berdasarkan pendekatan full costing karena
dapat menggambarkan biaya yang dikeluarkan perusahaan secara menyeluruh bukan
hanya sekedar perkiraan.
No comments:
Post a Comment