Stefan William punya band, lho!
Namanya The Junas Monkey. Selain Stefan yang mengisi vokal, ada Ajun Perwira
yang memainkan gitar, dan Aditya Suryo sang penggebuk drum. Single mereka yang
sudah dilempar ke pasaran berjudul “Jadian”. Buah karya Fajar “Element”.
Lagunya berirama pop yang terdengar renyah di telinga.
“Monyet-monyet”
energik
Ketiga anggota The Junas Monkey
punya latar belakang sama. Pertama, sama-sama berangkat dari dunia akting,
khususnya sinetron. “Adit main di Kupinang Kau Dengan Bismillah. Ajun di film PJP (Poconggg Juga Pocong)”. Sementara cowok yang
melulu digosipkan cinlok dengan Yuki Kato ini juga lagi sibuk syuting Calon Ibu Untuk Anakku.
Kedua, tiga jejaka ganteng ini
berada dalam naungan manajemen artis yang sama, Bentuk Management. Pihak yang
hakikatnya “menjodohkan” mereka ke dalam satu band. “Bentuk tahu kita punya
minat yang sama di bidang musik,” Ajun mulai bercerita. “Aku sendiri mulanya
mau ajak teman-teman band di Bali. Mengajukan proposal ke manajemen biar bisa
bantu kita eksis (sebagai band ibukota). Tapi, disarankannya main band bareng
teman satu manajemen,” lanjutnya.
Maka terbentuklah The Junas Monkey sekitar 1 tahun silam. Stefan dan Adit dipilih untuk menemani Ajun
bermain band. “Manajemen tahu aku bisa main drum,” Adit bersuara. Cowok berusia
24 tahun sekaligus tertua di band lantas mengakui ide nama Junas datang dari
dirinya. “Junas itu aku yang bikin. Kependekan dari nama kita bertiga.
Ajun-Adit-Stefan. Kalau Monkey dari manajemen,” ungkapnya.
Lantas apa artinya Monkey
(monyet)? Sambil berseloroh, Ajun berceloteh tentang filosofis monyet yang
sangat dekat dengan dunia pertunjukkan yang menghibur, topeng monyet. Hahaha!
Tapi, tentu saja bukan itu makna kata Monkey pada nama band. Dengan lebih
serius, cowok berbadan tegap itu menyebut tentang keenergikan khas anak muda
yang mereka miliki. Enggak bisa diam deh kalau sudah kumpul bertiga. “Malah
kita bisa dance!” aku Ajun yang diamini sambil malu-malu.
Sama-sama pemain sinetron,
ganteng, dan bisa menari. Kami iseng bertanya, kenapa tidak membuat boy band
saja? Spontan Adit menolak kemungkinan tersebut dengan raut mukanya yang
mendadak berubah kecut. “Enggak, lah! Buat apa jadi followers? Lagian, boy band
bukan kita banget,” sergah Adit yang memperoleh kemampuan bermain drum dari
kakaknya.
Ingin
memainkan karya sendiri
Salah satu keunikan dari The Junas Monkey yang sama-sama pemain sinetron aktif, adalah cara mereka
meluangkan waktu untuk latihan band. Antara Stefan dan Adit beda lokasi
syuting. Pun demikian Ajun. Jadi ketiganya sepakat saling menyambangi lokasi
syuting. Siapa yang duluan selesai syuting, bisa mendatangi anggota yang masih
syuting. Setelah ketemu waktu bertiga, mereka mencari studio musik mana saja,
sedapatnya, untuk latihan. “Dalam satu minggu, enggak bisa ditentukan kami
latihan berapa kali,” kata Stefan. “Bisa sekali atau tiga kali seminggu.
Fleksibel,” tambah Adit.
Keadaan serba sulit untuk
berkumpul, tidak dijadikan beban. Malah Ajun dan Adit kompak mengaku senang
bisa menyambangi lokasi syuting teman. “Bisa sekalian tebar pesona. Hahaha,”
Ajun geli. Satu hal yang terpenting, adalah kualitas pertemuan. Setelah di
singel perdana mereka membawakan karya orang lain, ke depannya mereka berharap,
bisa memainkan karya sendiri. Jadi setiap kali ada pertemuan bertiga, sebisanya
mereka mulai belajar merangkai kata-kata dan berusaha menjadikannya lagu.
“Belum berhasil. Tapi akan terus kami coba. Soalnya kami pengin serius di
sini,” harap Ajun.
Well, The Junas Monkey memang
tidak mau dianggap sekadar band-nya Stefan William yang namanya sedang naik
daun. Kendati Adit dan Ajun tidak menampik popularitas Stefan turut mendongkrak
nama band. “Kami sih tidak masalah kalau penggemar kami itu (sebetulnya) fans
Stefan,” ujar Ajun sekaligus mewakili Adit. “Tapi kita berdua juga punya
penggemar, kok. Enggak kalah unyu ya, kita? Hahaha.” Iya, deh. Tiga-tiganya
ganteng! Hehe.
No comments:
Post a Comment