DoLphin

DoLphin

Saturday, 15 March 2014

Sinopsis Novel 3600 detik



Sandra memasuki sekolah barunya. Mentari pagi menyinari rambutnya yang di cat merah. Sandra berjalan melewati sebuah lorong hingga telinganya mendengar sebuah dentingan piano yang sangat indah. Sandra mendekat dan memasuki ruangan yang tenyata ruang musik. Di dalam, Sandra melihat seorang cowok sedang bermain piano. Seolah merasa ada yang memperhatikan, pemain piano itu menoleh ke belakang. Tatapan bertemu dengan Sandra. Dia tersenyum. Sandra pun membalas senyumannya.
Sandra menyapa pemain itu yang ternyata benama Leon. Penampilan Leon sangat rapih, baju dimasukkan, dan rambut dipotong di atas kerah. Sangat kontras dengan Sandra yang berantakan. Sandra adalah putri dari pasangan yang tidak harmonis, ayahnya menceraikan ibunya dan pindah ke luar negeri. Sedangkan ibunya sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai direktur di sebuah perusahann. Hal itu membuat Sandra menjadi anak yang nakal. Ia pergi ke diskotik setiap malam, membolos sekolah, dan menghamburkan-menghamburkan uang.
Sekolah ini adalah sekolah Sandra yang kesepuluh, dari sekolah-sekolah yang sebelumnya, tidak ada yang bisa menampung Sandra lebih dari sepuluh hari. Ada saja keonaran yang dibuat Sandra. Guru-guru pun kewalahan mengahadapi Sandra. Karena hotelnya membuka cabang baru, Ibu Sandra pun memutuskan untuk pindah keluar kota dan menyekolahkan Sandra di kota tersebut.
Sepulang sekolah, Sandra pergi ke mall untuk jalan-jalan. Ia memasuki sebuah toko kaset , saat sedang melihat-melihat, Sandra tertarik pada sebuah ide untuk membawa CD tersebut keluar tanpa dibayar terlebih dahulu. Sandra pun dengan tenangnya membawa CD tersebut keluar. Saat di pintu keluar, Sandra dicegat oleh seorang satpam, tapi ketika rencana mulai berjalan lancar, ada seorang menepuk pundak Sandra, Sandra menegok dan ternyata itu Leon. Leon memberitahu satpam itu bahwa Sandra adalah temannya dan Leon meminta Sandra untuk membayar CD tersebut, tetapi mungkin Sandra kelupaan. Satpan itupun langsung percaya pada Leon, tentu saja hal itu membuat Sandra marah besar.
Suatu hari Sandra datang terlambat. Dia meloncati pagar sekolah. Saat sedang berjalan-jalan keliling sekolah, Sandra melihat Leon duduk di taman sekolah sedang memperhatikan teman-temannya yang sedang olahraga di lapangan. Awalnya Sandra mengira bahwa Leon membolos. Tetapi ketika dia bertanya, ternyata leon bukannya tidak mau mengikuti pelajaran olahraga, tetapi ia memang tidak bisa mengikutinya. Leon memiliki penyakit jantung.
*****
Keesokan harinya, Sandra menemukan Leon di ruang musik. Sandra menyapa Leon, ia tidak tahu mengapa dia berani disini, tetapi suara musik Leon anehnya telah membuat hatinya tenang dan nyaman. Bukan reaksi yang ia harapkan sebelumnya.
Leon menatap Sandra, dia bertanya kenapa ketika Sandra mencuri kemarin, Sandra memilih CD The Sound of Music. Ternyata salah satu lagu di CD itu adalah lagu kesukaannya, yaitu Do-Re-Mi. Sandra menyukai lagu itu karena dulu Ayah Sandra sering memainkan lagu tersebut untuknya.
Leon pun segera memainkan lagu itu dengan pianonya. Lama-kelamaan kenangan lama muncul di benak Sandra. Sandra pun duduk disamping Leon. Kenangan bahagia dan juga kenangan pahit ketika Ayahnya meninggalkannya. Semua itu membuat Sandra ingin menangis. Perasaan itu muncul kembali. Sakit hati, marah, kecewa, dan sedih. Merasa tidak tahan lagi, Sandra menghentikan permainan Leon dengan menekan tuts piano di depannya dengan keras lalu pergi keluar meninggalkan Leon.
Leon terdiam tidak bergerak. Sesaat tadi Sandra sempat merasa tenang disamping Leon, tetapi tiba-tiba sesuatu telah membuatnya gusar. Pertama kali Sandra muncul di ruang musik ini, Leon merasakan energi kehidupan terpancar dari gadis itu. Leon teringat pada saat pertama kali ia bertemu dengan Sandra dan kejadian-kejadian yang telah dia alami bersama Sandra. Sandra satu-satunya orang yang tidak memperlakukannya seperti seseorang yang lemah.
*****
Keesokan harinya Leon mencari-cari Sandra di sekolah, tetapi kata teman sekelas Sandra, Sandra bolos hari ini. Siang itu Leon hanya bisa mengikuti pelajaran setengah hari karena harus melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Di tengah perjalanan, Leon melihat Sandra memasuki tempat biliar. Leon pun meminta sopirnya untuk menghentikannya mobilnya. Leon berjalan menuju tempat biliar dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya Sandra sedang memainkan bola biliar di meja paling ujung. Ketika mengetahui kedatangan Leon, Sandra langsung terkejut. Dibentaknya oleh Sandra. Tetapi Leon tetap sabar dan terus mengintrogasi Sandra. Sandra pun tidak mau kalah, ia terus mengejek dan membentak Leon. Karena teringat bahwa Leon harus ke rumah sakit, akhirnya Leon pun menyudahi perang mulutnya dengan Sandra dan beranjak pergi.
Keesokannya harinya, saat bel masuk berbunyi, Sandra dipanggil Pak Donny untuk datang keruangannya pada saat istirahat. Ternyata Pak Donny mengetahui bahwa kemarin Sandra membolos seharian untuk pergi bemain biliar.
Sandra mengira bahwa Leon lah yang mengadukannya pada Pak Donny. Sandra pun melabrak Leon sebelum pergi ke ruangan Pak Donny. Tetapi Leon berkata bahwa ia melihat dengan mata kepalanya sendiri alau Sandra kemarin bermain biliar. Tentu saja Sandra merasa bersalah. Saat pulang sekolah, Sandra menghampiri Leon untuk mengakui kesalahannya. Sejak saat itupun mereka menjadi sahabat baik.
*****
Seminggu kemudian Leon melihat Sandra sedang menulis sesuatu di taman sekolah pagi-pagi sekali. Leon menyentuh pundak Sandra dengan telunjuknya dan bertanya apa yang sedang ia lakukan. Ternyata Sandra sedang menulis contekan untuk ulangan fisika nanti. Leon melarang Sandra untuk menyontek. Tetapi Sandra tetap bersikeras untuk menyontek.  Akhirnya Leon menantang Sandra untuk taruhan. Sandrapun tertarik dengan tantangan Leon. Akhirnya Leon memetik setangkai bunga melati yang berada disamping Sandra. Leon akan memetik kelopak bunga  tersebut satu-persatu, jika hasilnya genap Sandra boleh menyontek tetapi jika hasilnya ganjil Sandra tidak boleh menyontek lagi, tidak sekarang tidak juga nanti. Sandra setuju. Akhirnya Leon mulai mencabuti kelopak bunga tersebut sampai kelopak yang terakhir jatuh ke tanah. Ternyata Leon yang menang. Leon langsung mengulurkan tangannya untuk meminta kertas contekan yang sudah Sandra buat sejak pagi-pagi sekali. Sandra menyerahkan kertas contekkannya sambil mengumpat kesal.
Saat istirahat Leon menghampiri Sandra yang sedang makan. Leon meminta Sandra untuk mengikuti acara malam kesenian yang akan diadakan sebulan lagi. Tentu saja Sandra menolak. Leonpun mengusulkan untuk menggunakan bunga melati lagi, Sandra setuju tapi kali ini Sandra yang mencabut kelopak bunganya. Memang keberuntungan sedang ada pada pihak Leon karena Leon lagi yang menang.
Akhirnya Sandra memilih untuk ikut kelas drama, kelas ini akan menampilkan drama Roro Jonggrang. Tapi sayangnya semua peran sudah teisi. Tetapi Sandra tahu peran apa yang masih bisa diperankan olehnya.
*****
Malam kesenianpun tiba. Leon kebagian untuk bermain piano tepat sebelum drama, jadi Leon masih bisa menonton drama yang dimainkan Sandra. Semua berjalan lancar pada permainan piano Leon sampai akhirnya dada Leon terasa sesak. Hal itu membuat semua orang panik, Leon segera dilarikan ke rumah sakit tempat Leon biasa melakukan pemeriksaan. Ketika Sandra ingin berlari untuk ikut mengantar Leon, ada sesuatu pada tatapan Leon yang membuat Sandra tidak jadi mengejar. Leon ingin Sandra menyelesaikan perannya. Akhirnya Sandra menurut. Ketika perannya selesai, Sandra segera bergegas menuju rumah sakit tempat Leon dirawat.
Saat Sandra sampai disana, Leon sedang terbaring lemah di tempat tidur sambil menonton TV. Ketika menyadari kedatangan Sandra, Leon langsung bersemangat dan meminta Sandra untuk memainkan perannya daLam drama tadi.
Awalnya Sandra sempat ragu, tetapi akhirnya ia menyerah. Sandra menarik napas dalam-dalam. Menaruh kedua tangannya di dada, kemudian diam selama satu menit.
Leonpun bingung dengan apa yang dilakukan Sandra. Ternyata peran yang dimainkan Sandra adalah patung Roro Jonggrang di akhir drama. Leon tergelak begitu mengetahuinya.
*****
Pagi itu seperti biasa Sandra terlambat, di sekolah dia langsung berlari mencari Leon, ke khawatirannya pada Leon membuat Sandra tidak tenang. Lalu Sandra mendapati Leon sedang berdiri di depan kelasnya.
Leon kemudian memberikan kotak kecil berbungkus kertas kado sebagai hadiah ulang tahun Sandra, Sandra sangat terkejut, karena dia sendiri lupa akan hari ulang tahunnya. Sandra terlihat senang karena masih ada orang yang memperhatikannya.
Sandra berniat untuk mentraktir Leon saat pulang sekolah, tapi, ketika hendak pergi, tiba-tiba Pak Donny menghampiri Sandra memberitahu jika lbu Sandra masuk rumah sakit, Sandra terlihat khawatir walaupun dia tidak dekat dengan lbunya.
Sesampainya di rumah sakit, Sandra menemani lbunya meski dalam keadaan kesal karena ulang tahunya rusak berkat lbunya. Tapi Leon tetap sabar mencairkan suasana agar tidak kaku. Untuk lebih mendekatkan hubungan antara Sandra dan Ibunya, Leon pamit dan meninggalkan Sandra dengan lbunya. Dalam percakapan mereka berdua walaupun awalnya sempat tegang tapi akhirnya Sandra sadar bahwa lbunya sangat menyayanginya. Hubungan antara lbu dan anak itupun membaik.
Dua hari kemudian, Leon datang menghampiri Sandra untuk memberi Sandra undangan pesta ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Ternyata ulang tahun mereka hanya berbeda dua hari.
Karena tidak tahu harus memakai baju apa ke pesta utang tahun Leon, Sandrapun datang ke kantor lbunya untuk membantu Sandra membeli baju. Tentu saja Ibunya sangat senang mendengar permintaan anaknya itu.
Dari butik satu ke butik lainnya dimasuki satu persatu oleh mereka, tetapi tidak ada satupun baju yang cocok. Sampai akhirnya mata Sandra tertuju pada sebuah gaun merah selutut tanpa lengan. lbu Sandra menyadari apa yang dilihat oleh anaknya. Merekapun masuk ke butik tersebut dan mencoba gaun merah yang ternyata sangat cocok dengan Sandra.
Malamnya Sandra pergi ke rumah Leon dengan taksi. Ketika sampai, Sandra disambut dengan senyuman lebar sahabatnya itu. Leon pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengenalkan Sandra pada Ayah dan Ibunya. Awalnya orang tua Leon sempat kaget melihat penampilan Sandra. Akhirnya mereka menyadari bahwa Sandra adalah perempuan yang ‘berbeda’.
Di dalam Sandra mengobrol panjang lebar dengan Leon, sampai ketika lagu favorit Leon diputar. Leon mengulurkan tangannya dan mengajak Sandra untuk berdansa. Sandra menyambut uluran tangan Leon. Mereka berjalan ke tengah ruangan. Leon memeluk pinggang Sandra dan mereka mulai berdansa. Ketika baru beberapa langkah, Sandra mengernyit kesakitan. Dia baru ingat kalau sepatu hak tingginya membuat kakinya sakit. Leon menyuruh Sandra untuk membuka sepatunya, awainya Sandra tidak mau, tetapi karena Leon juga membuka sepatunya, Sandrapun juga membuka sepatu hak tingginya.
Setetahnya, Leon mengantar Sandra melihat-lihat rumahnya dan menawarkan minuman. Ketika malam sudah semakin larut, Leon mengantar Sandra pulang.
*****
Ujian semester tiba, Sandra melaluinya seperti biasa, soal-soal banyak yang tidak bisa ia kerjakan, padahal dia sudah belajar mati­matian sampai begadang semalaman. Leonpun sampai menjadi guru privat sementara Sandra.
Selesai ujian, Sandra keluar kelas dengan gontai lalu ia menghampiri kelas Leon. Tetapi, teman sekelas Leon memberitahu Sandra bahwa Leon masuk ruang ICU karena jantungnya sempat berhenti tadi pagi, untung ayah Leon seorang dokter, jadi nyawa Leon masih bisa diselamatkan. Sandra langsung bergegas untuk menjenguk Leon. Dan lima hari kemudian, Leon sudah diperbolehkan pulang, para dokter pun heran karena Leon sembuh begitu cepat.
Hari ini adalah hari pembagian rapot. Walupun nilai Sandra jauh dari sempurna dibandingkan dengan nilai Leon yang mendekati sempurna, Sandra cukup bangga dengan nilai yang didapatnya.
Saat sedang mengobrol di taman, Leon memberitahukan pada Sandra bahwa dokter menyimpulkan, Leon harus menjalani opersai jantung. Tentu Sandra sangat kaget, karena operasi jantung memiliki resiko kehilangan nyawa. Awalnya Sandra tidak setuju, tetapi karena Sandra juga ingin terus bersama Leon, Sandra menyetujuinya.
*****
Hari ini Sandra berada di rumah Leon untuk bersama-sama ke rumah sakit. Leon akan dioperasi minggu depan. Sandra menunggu Leon di ruang tamu. Ketika Leon sudah siap, mereka segera berangkat ke rumah sakit. Setengah jam kemudian Leon menatap Sandra kebingungan. Mereka berhenti di sebuah taman rekreasi. Ternyata Sandra dan Pak Budi sudah merencanakan hal ini dari awal.
Sandra mangulurkan tangannya. Dia akan memberi kesempatan pada Leon untuk merasakan kehidupan normal selama 3600 detik di taman rekreasi ini. Leon menyambut uluran tangan gadis itu.
Ketika memasuki arena taman rekreasi, Leon melihat sekelilingnya dengan senang. Dia tidak pernah ke taman rekreasi sebelumnya. Karena setiap kali mau pergi, penyakitnya selalu kambuh. Dan akhirnya dia malah beristirahat di rumah.
Tetapi ketika dilihatnya atraksi bermain di taman rekreasi itu, Leon langsung mendesah, dia tidak mungkin main atraksi-atraksi yang ada di sana. Melihat wajah Leon, Sandra langsung mengajak Leon untuk naik komidi putar, awalnya Leon menolak karena yang naik kebanyakan anak kecil, tetapi karena Sandra memaksa, akhirnya Leon naik juga bahkan sampai dua kali. Disana  mereka berfoto-foto, makan gulali, dan menaiki beberapa permainan yang bisa Leon naiki.
Akhirnya merekapun pulang. Di dalam mobil mereka bercanda‑canda sampai akhirnya dada Leon terasa sesak. Sandra pun panik. Melihat  muka Leon yang pucat, Sandra benar-benar ketakutan. Leon menggenggam tangan Sandra, setelah itu ia tak sadarkan diri.
Sepuluh menit kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Leon langsung dibawa ke ruang operasi. Orangtua Leon sudah menunggu di sana. Sandra termenung tidak bergerak di ruang tunggu.
Setelah satu jam, dokter keluar dari ruang tersebut.
Melihat ekspresinya, Sandra tahu bahwa Leon telah pergi. Mama Leon menjerit sambil menangis, sementara Papa Leon memeluk istrinya dan tak lama ikut menangis. Sandra tidak percaya bahwa Leon telah tiada. Satu jam yang lalu mereka berdua masih tertawa gembira di taman rekreasi. Kini Sandra tidak bisa mendengar tawa pemuda itu lagi. Selamanya.
… ::: The End ::: …

No comments:

Post a Comment