Sandra memasuki sekolah barunya.
Mentari pagi menyinari rambutnya yang di cat merah. Sandra berjalan melewati
sebuah lorong hingga telinganya mendengar sebuah dentingan piano yang sangat
indah. Sandra mendekat dan memasuki ruangan yang tenyata ruang musik. Di dalam,
Sandra melihat seorang cowok sedang bermain piano. Seolah merasa ada yang
memperhatikan, pemain piano itu menoleh ke belakang. Tatapan bertemu dengan
Sandra. Dia tersenyum. Sandra pun membalas senyumannya.
Sandra menyapa pemain itu yang
ternyata benama Leon. Penampilan Leon sangat rapih, baju dimasukkan, dan rambut
dipotong di atas kerah. Sangat kontras dengan Sandra yang berantakan. Sandra
adalah putri dari pasangan yang tidak harmonis, ayahnya menceraikan ibunya dan
pindah ke luar negeri. Sedangkan ibunya sangat sibuk dengan pekerjaannya
sebagai direktur di sebuah perusahann. Hal itu membuat Sandra menjadi anak yang
nakal. Ia pergi ke diskotik setiap malam, membolos sekolah, dan
menghamburkan-menghamburkan uang.
Sekolah ini adalah sekolah
Sandra yang kesepuluh, dari sekolah-sekolah yang sebelumnya, tidak ada yang
bisa menampung Sandra lebih dari sepuluh hari. Ada saja keonaran yang dibuat
Sandra. Guru-guru pun kewalahan mengahadapi Sandra. Karena hotelnya membuka
cabang baru, Ibu Sandra pun memutuskan untuk pindah keluar kota dan
menyekolahkan Sandra di kota tersebut.
Sepulang sekolah, Sandra pergi
ke mall untuk jalan-jalan. Ia memasuki sebuah toko kaset , saat sedang
melihat-melihat, Sandra tertarik pada sebuah ide untuk membawa CD tersebut
keluar tanpa dibayar terlebih dahulu. Sandra pun dengan tenangnya membawa CD
tersebut keluar. Saat di pintu keluar, Sandra dicegat oleh seorang satpam, tapi
ketika rencana mulai berjalan lancar, ada seorang menepuk pundak Sandra, Sandra
menegok dan ternyata itu Leon. Leon memberitahu satpam itu bahwa Sandra adalah
temannya dan Leon meminta Sandra untuk membayar CD tersebut, tetapi mungkin
Sandra kelupaan. Satpan itupun langsung percaya pada Leon, tentu saja hal itu
membuat Sandra marah besar.
Suatu hari Sandra datang
terlambat. Dia meloncati pagar sekolah. Saat sedang berjalan-jalan keliling
sekolah, Sandra melihat Leon duduk di taman sekolah sedang memperhatikan
teman-temannya yang sedang olahraga di lapangan. Awalnya Sandra mengira bahwa
Leon membolos. Tetapi ketika dia bertanya, ternyata leon bukannya tidak mau
mengikuti pelajaran olahraga, tetapi ia memang tidak bisa mengikutinya. Leon
memiliki penyakit jantung.
*****
Keesokan harinya, Sandra
menemukan Leon di ruang musik. Sandra menyapa Leon, ia tidak tahu mengapa dia
berani disini, tetapi suara musik Leon anehnya telah membuat hatinya tenang dan
nyaman. Bukan reaksi yang ia harapkan sebelumnya.
Leon menatap Sandra, dia
bertanya kenapa ketika Sandra mencuri kemarin, Sandra memilih CD The Sound
of Music. Ternyata salah satu lagu di CD itu adalah lagu
kesukaannya, yaitu Do-Re-Mi. Sandra menyukai lagu itu karena dulu Ayah
Sandra sering memainkan lagu tersebut untuknya.
Leon pun segera memainkan lagu
itu dengan pianonya. Lama-kelamaan kenangan lama muncul di benak Sandra. Sandra
pun duduk disamping Leon. Kenangan bahagia dan juga kenangan pahit ketika
Ayahnya meninggalkannya. Semua itu membuat Sandra ingin menangis. Perasaan itu
muncul kembali. Sakit hati, marah, kecewa, dan sedih. Merasa tidak tahan lagi,
Sandra menghentikan permainan Leon dengan menekan tuts piano di depannya dengan
keras lalu pergi keluar meninggalkan Leon.
Leon terdiam tidak bergerak.
Sesaat tadi Sandra sempat merasa tenang disamping Leon, tetapi tiba-tiba
sesuatu telah membuatnya gusar. Pertama kali Sandra muncul di ruang musik ini,
Leon merasakan energi kehidupan terpancar dari gadis itu. Leon teringat pada
saat pertama kali ia bertemu dengan Sandra dan kejadian-kejadian yang telah dia
alami bersama Sandra. Sandra satu-satunya orang yang tidak memperlakukannya
seperti seseorang yang lemah.
*****
Keesokan harinya Leon
mencari-cari Sandra di sekolah, tetapi kata teman sekelas Sandra, Sandra bolos
hari ini. Siang itu Leon hanya bisa mengikuti pelajaran setengah hari karena
harus melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Di tengah perjalanan, Leon
melihat Sandra memasuki tempat biliar. Leon pun meminta sopirnya untuk
menghentikannya mobilnya. Leon berjalan menuju tempat biliar dan masuk ke
dalamnya. Dilihatnya Sandra sedang memainkan bola biliar di meja paling ujung.
Ketika mengetahui kedatangan Leon, Sandra langsung terkejut. Dibentaknya oleh
Sandra. Tetapi Leon tetap sabar dan terus mengintrogasi Sandra. Sandra pun
tidak mau kalah, ia terus mengejek dan membentak Leon. Karena teringat bahwa
Leon harus ke rumah sakit, akhirnya Leon pun menyudahi perang mulutnya dengan
Sandra dan beranjak pergi.
Keesokannya harinya, saat bel
masuk berbunyi, Sandra dipanggil Pak Donny untuk datang keruangannya pada saat
istirahat. Ternyata Pak Donny mengetahui bahwa kemarin Sandra membolos seharian
untuk pergi bemain biliar.
Sandra mengira bahwa Leon lah
yang mengadukannya pada Pak Donny. Sandra pun melabrak Leon sebelum pergi ke ruangan
Pak Donny. Tetapi Leon berkata bahwa ia melihat dengan mata kepalanya sendiri
alau Sandra kemarin bermain biliar. Tentu saja Sandra merasa bersalah. Saat
pulang sekolah, Sandra menghampiri Leon untuk mengakui kesalahannya. Sejak saat
itupun mereka menjadi sahabat baik.
*****
Seminggu kemudian Leon melihat
Sandra sedang menulis sesuatu di taman sekolah pagi-pagi sekali. Leon menyentuh
pundak Sandra dengan telunjuknya dan bertanya apa yang sedang ia lakukan.
Ternyata Sandra sedang menulis contekan untuk ulangan fisika nanti. Leon
melarang Sandra untuk menyontek. Tetapi Sandra tetap bersikeras untuk
menyontek. Akhirnya Leon menantang Sandra untuk taruhan. Sandrapun
tertarik dengan tantangan Leon. Akhirnya Leon memetik setangkai bunga melati
yang berada disamping Sandra. Leon akan memetik kelopak bunga tersebut
satu-persatu, jika hasilnya genap Sandra boleh menyontek tetapi jika hasilnya
ganjil Sandra tidak boleh menyontek lagi, tidak sekarang tidak juga nanti.
Sandra setuju. Akhirnya Leon mulai mencabuti kelopak bunga tersebut sampai
kelopak yang terakhir jatuh ke tanah. Ternyata Leon yang menang. Leon langsung
mengulurkan tangannya untuk meminta kertas contekan yang sudah Sandra buat
sejak pagi-pagi sekali. Sandra menyerahkan kertas contekkannya sambil mengumpat
kesal.
Saat istirahat Leon menghampiri
Sandra yang sedang makan. Leon meminta Sandra untuk mengikuti acara malam
kesenian yang akan diadakan sebulan lagi. Tentu saja Sandra menolak. Leonpun
mengusulkan untuk menggunakan bunga melati lagi, Sandra setuju tapi kali ini
Sandra yang mencabut kelopak bunganya. Memang keberuntungan sedang ada pada
pihak Leon karena Leon lagi yang menang.
Akhirnya Sandra memilih untuk
ikut kelas drama, kelas ini akan menampilkan drama Roro Jonggrang. Tapi
sayangnya semua peran sudah teisi. Tetapi Sandra tahu peran apa yang masih bisa
diperankan olehnya.
*****
Malam kesenianpun tiba. Leon
kebagian untuk bermain piano tepat sebelum drama, jadi Leon masih bisa menonton
drama yang dimainkan Sandra. Semua berjalan lancar pada permainan piano Leon
sampai akhirnya dada Leon terasa sesak. Hal itu membuat semua orang panik, Leon
segera dilarikan ke rumah sakit tempat Leon biasa melakukan pemeriksaan. Ketika
Sandra ingin berlari untuk ikut mengantar Leon, ada sesuatu pada tatapan Leon
yang membuat Sandra tidak jadi mengejar. Leon ingin Sandra menyelesaikan
perannya. Akhirnya Sandra menurut. Ketika perannya selesai, Sandra segera
bergegas menuju rumah sakit tempat Leon dirawat.
Saat Sandra sampai disana, Leon
sedang terbaring lemah di tempat tidur sambil menonton TV. Ketika menyadari
kedatangan Sandra, Leon langsung bersemangat dan meminta Sandra untuk memainkan
perannya daLam drama tadi.
Awalnya Sandra sempat ragu,
tetapi akhirnya ia menyerah. Sandra menarik napas dalam-dalam. Menaruh kedua
tangannya di dada, kemudian diam selama satu menit.
Leonpun bingung dengan apa yang
dilakukan Sandra. Ternyata peran yang dimainkan Sandra adalah patung Roro
Jonggrang di akhir drama. Leon tergelak begitu mengetahuinya.
*****
Pagi itu seperti biasa Sandra
terlambat, di sekolah dia langsung berlari mencari Leon, ke khawatirannya pada
Leon membuat Sandra tidak tenang. Lalu Sandra mendapati Leon sedang berdiri di
depan kelasnya.
Leon kemudian memberikan kotak
kecil berbungkus kertas kado sebagai hadiah ulang tahun Sandra, Sandra sangat
terkejut, karena dia sendiri lupa akan hari ulang tahunnya. Sandra terlihat
senang karena masih ada orang yang memperhatikannya.
Sandra berniat untuk mentraktir
Leon saat pulang sekolah, tapi, ketika hendak pergi, tiba-tiba Pak Donny
menghampiri Sandra memberitahu jika lbu Sandra masuk rumah sakit, Sandra
terlihat khawatir walaupun dia tidak dekat dengan lbunya.
Sesampainya di rumah sakit,
Sandra menemani lbunya meski dalam keadaan kesal karena ulang
tahunya rusak berkat lbunya. Tapi Leon tetap sabar mencairkan
suasana agar tidak kaku. Untuk lebih mendekatkan hubungan antara Sandra dan
Ibunya, Leon pamit dan meninggalkan Sandra dengan lbunya. Dalam percakapan
mereka berdua walaupun awalnya sempat tegang tapi akhirnya Sandra sadar bahwa
lbunya sangat menyayanginya. Hubungan antara lbu dan anak itupun membaik.
Dua hari kemudian, Leon datang
menghampiri Sandra untuk memberi Sandra undangan pesta ulang tahunnya yang ke
tujuh belas. Ternyata ulang tahun mereka hanya berbeda dua hari.
Karena tidak tahu harus memakai
baju apa ke pesta utang tahun Leon, Sandrapun datang ke kantor lbunya untuk
membantu Sandra membeli baju. Tentu saja Ibunya sangat senang mendengar
permintaan anaknya itu.
Dari butik satu ke butik lainnya
dimasuki satu persatu oleh mereka, tetapi tidak ada satupun baju yang cocok.
Sampai akhirnya mata Sandra tertuju pada sebuah gaun merah selutut tanpa
lengan. lbu Sandra menyadari apa yang dilihat oleh anaknya. Merekapun masuk ke
butik tersebut dan mencoba gaun merah yang ternyata sangat cocok dengan Sandra.
Malamnya Sandra pergi ke rumah
Leon dengan taksi. Ketika sampai, Sandra disambut dengan senyuman lebar
sahabatnya itu. Leon pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengenalkan
Sandra pada Ayah dan Ibunya. Awalnya orang tua Leon sempat kaget melihat
penampilan Sandra. Akhirnya mereka menyadari bahwa Sandra adalah perempuan yang
‘berbeda’.
Di dalam Sandra mengobrol
panjang lebar dengan Leon, sampai ketika lagu favorit Leon diputar. Leon mengulurkan
tangannya dan mengajak Sandra untuk berdansa. Sandra menyambut uluran
tangan Leon. Mereka berjalan ke tengah ruangan. Leon memeluk pinggang Sandra
dan mereka mulai berdansa. Ketika baru beberapa langkah, Sandra mengernyit
kesakitan. Dia baru ingat kalau sepatu hak tingginya membuat kakinya sakit.
Leon menyuruh Sandra untuk membuka sepatunya, awainya Sandra tidak mau, tetapi
karena Leon juga membuka sepatunya, Sandrapun juga membuka sepatu hak
tingginya.
Setetahnya, Leon mengantar
Sandra melihat-lihat rumahnya dan menawarkan minuman. Ketika malam sudah
semakin larut, Leon mengantar Sandra pulang.
*****
Ujian semester tiba, Sandra
melaluinya seperti biasa, soal-soal banyak yang tidak bisa ia kerjakan, padahal
dia sudah belajar matimatian sampai begadang semalaman. Leonpun sampai menjadi
guru privat sementara Sandra.
Selesai ujian, Sandra keluar
kelas dengan gontai lalu ia menghampiri kelas Leon. Tetapi, teman sekelas Leon
memberitahu Sandra bahwa Leon masuk ruang ICU karena jantungnya sempat berhenti
tadi pagi, untung ayah Leon seorang dokter, jadi nyawa Leon masih bisa
diselamatkan. Sandra langsung bergegas untuk menjenguk Leon. Dan lima hari
kemudian, Leon sudah diperbolehkan pulang, para dokter pun heran karena Leon
sembuh begitu cepat.
Hari ini adalah hari pembagian
rapot. Walupun nilai Sandra jauh dari sempurna dibandingkan dengan nilai Leon
yang mendekati sempurna, Sandra cukup bangga dengan nilai yang didapatnya.
Saat sedang mengobrol di taman,
Leon memberitahukan pada Sandra bahwa dokter menyimpulkan, Leon harus menjalani
opersai jantung. Tentu Sandra sangat kaget, karena operasi jantung memiliki
resiko kehilangan nyawa. Awalnya Sandra tidak setuju, tetapi karena Sandra juga
ingin terus bersama Leon, Sandra menyetujuinya.
*****
Hari ini Sandra berada di rumah
Leon untuk bersama-sama ke rumah sakit. Leon akan dioperasi minggu depan.
Sandra menunggu Leon di ruang tamu. Ketika Leon sudah siap, mereka segera
berangkat ke rumah sakit. Setengah jam kemudian Leon menatap Sandra
kebingungan. Mereka berhenti di sebuah taman rekreasi. Ternyata Sandra dan Pak
Budi sudah merencanakan hal ini dari awal.
Sandra mangulurkan tangannya.
Dia akan memberi kesempatan pada Leon untuk merasakan kehidupan normal selama
3600 detik di taman rekreasi ini. Leon menyambut uluran tangan gadis itu.
Ketika memasuki arena taman
rekreasi, Leon melihat sekelilingnya dengan senang. Dia tidak pernah ke taman
rekreasi sebelumnya. Karena setiap kali mau pergi, penyakitnya selalu kambuh.
Dan akhirnya dia malah beristirahat di rumah.
Tetapi ketika dilihatnya atraksi
bermain di taman rekreasi itu, Leon langsung mendesah, dia tidak mungkin main
atraksi-atraksi yang ada di sana. Melihat wajah Leon, Sandra langsung mengajak
Leon untuk naik komidi putar, awalnya Leon menolak karena yang naik kebanyakan
anak kecil, tetapi karena Sandra memaksa, akhirnya Leon naik juga bahkan sampai
dua kali. Disana mereka berfoto-foto, makan gulali, dan menaiki beberapa
permainan yang bisa Leon naiki.
Akhirnya merekapun pulang. Di
dalam mobil mereka bercanda‑canda sampai akhirnya dada Leon terasa sesak.
Sandra pun panik. Melihat muka Leon yang pucat, Sandra benar-benar
ketakutan. Leon menggenggam tangan Sandra, setelah itu ia tak sadarkan diri.
Sepuluh menit kemudian mereka
sampai di rumah sakit dan Leon langsung dibawa ke ruang operasi. Orangtua Leon
sudah menunggu di sana. Sandra termenung tidak bergerak di ruang tunggu.
Setelah satu jam, dokter keluar
dari ruang tersebut.
Melihat ekspresinya, Sandra tahu
bahwa Leon telah pergi. Mama Leon menjerit sambil menangis, sementara Papa Leon
memeluk istrinya dan tak lama ikut menangis. Sandra tidak percaya bahwa Leon
telah tiada. Satu jam yang lalu mereka berdua masih tertawa gembira di taman
rekreasi. Kini Sandra tidak bisa mendengar tawa pemuda itu lagi. Selamanya.
… ::: The End ::: …